Tokoh Masyarakat Sumut Dukung Tindakan Tegas Polisi
Menurut informasi yang dihimpun, tawuran berawal dari bentrokan kelompok pemuda di Simpang Kantor Camat Belawan pada Sabtu malam. AKBP Oloan Siahaan memimpin apel pengamanan dan kemudian melakukan patroli lanjutan.
Saat melintas di Tol Belmera sekitar pukul 02.00 WIB, ia dihadang oleh sekelompok pemuda yang terlibat dalam tawuran. Setelah upaya mediasi gagal dan tembakan peringatan tidak diindahkan, para pelaku justru menyerang dengan batu, mercon, bahkan senjata tajam berupa klewang.
"Dia (Kapolres) sempat mengeluarkan tembakan peringatan, tapi massa semakin beringas. Dua pelaku mencoba menyerang dengan klewang, sehingga dilakukan tindakan tegas terukur dengan menembak ke arah kaki," ujar Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Fery Walintukan dalam pernyataannya, Minggu (4/5/2025).
Sebanyak 20 pelaku berhasil diamankan, dan dari hasil tes urine, 14 di antaranya positif menggunakan narkoba. Penangkapan ini menjadi pintu masuk untuk penyelidikan lebih lanjut, termasuk dugaan adanya aktor intelektual yang mengkoordinasikan penyerangan terhadap aparat.
Praktisi hukum asal Medan Utara, Helmax Alex Sebastian Tampubolon SH, MH, menyatakan bahwa serangan terhadap Kapolres bukanlah kejadian spontan, melainkan indikasi adanya perencanaan yang sistematis. Ia mendesak Polda Sumut agar segera mengungkap dalang di balik aksi ini.
"Ini bukan tawuran biasa. Ini sudah masuk kategori penyerangan terhadap simbol negara. Penyerangan terhadap Kapolres adalah bentuk kejahatan berat yang harus dibongkar sampai ke akar. Kuat dugaan ada aktor utama yang memerintahkan para pelaku,” ujar Direktur LBH Cakra Keadilan tersebut.
Alex juga menegaskan bahwa tindakan tegas aparat sesuai dengan Pasal 49 KUHP tentang pembelaan terpaksa dan Pasal 47 Perkap No. 8 Tahun 2009 mengenai penggunaan senjata api dalam melindungi nyawa manusia. Ia menyebut aparat memiliki kewenangan diskresi untuk mengambil keputusan dalam kondisi darurat demi menjaga keamanan umum.
Sementara itu, tokoh masyarakat Sumatera Utara, Sabam Parulian Manalu, SE, MAP, turut angkat bicara. Ia menyampaikan duka cita atas meninggalnya salah satu remaja dalam peristiwa tawuran tersebut, namun menegaskan bahwa tindakan tegas kepolisian harus dimaknai sebagai upaya menjaga ketertiban.
“Kita harus jujur melihat bahwa kejadian seperti ini sangat mengganggu masyarakat. Tidak bisa dibiarkan. Langkah tegas aparat harus dihargai, selama dilakukan sesuai prosedur hukum. Tawuran ini sudah meresahkan,” ujar Sabam yang juga menjabat sebagai Ketua DPD F.SPTI-K.SPSI Sumut dan Ketua Pertina Sumut.
Ia juga mengimbau orang tua dan seluruh elemen masyarakat untuk lebih peduli dalam membina generasi muda agar tidak terjerumus dalam aksi kekerasan. “Kita harus bangun lingkungan yang aman dan harmonis. Anak-anak kita berhak atas masa depan yang lebih baik, bukan dibiarkan menjadi pelaku kekerasan,” tambahnya.
Respons masyarakat juga ramai di media sosial, mayoritas mendukung langkah polisi. "Masyarakat udah muak dengan tawuran ini, tangkapi semua yang terlibat," tulis akun @syahrizal. Lainnya menyebut bahwa tindakan tegas menjadi satu-satunya cara menghentikan kekerasan yang terus berulang.
Saat ini, polisi masih mendalami keterangan para pelaku untuk mengungkap aktor intelektual di balik serangan terhadap Kapolres.
(Red)
0 Komentar