Sibolga Gelar Regional Economic Forum TW 1 2025 Bahas Masa Depan Produksi Perikanan dan Industri Pengolahan

SIBOLGA|GarisPolisi.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga mengadakan forum ekonomi regional (Regional Economic Forum) bertema Masa Depan Produksi Perikanan dan Industri Pengolahan Ikan di pantai barat Sumatra Utara, Jumat (14/2/2025).

Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatra Utara, Rudi Brando Hutabarat menyampaikan, forum ini merupakan salah satu bentuk sinergi Bank Indonesia dengan pemerintah daerah dalam mendukung salah satu program Asta Cita, yaitu mengembangkan ketahanan pangan, pengembangan ekonomi dari daerah, serta pengembangan ekonomi biru.

Wali Kota Sibolga, Jamaluddin Pohan mengapresiasi pelaksanaan Regional Economic Forum dan berharap dapat menghasilkan solusi atas permasalahan yang ditemukan di sektor perikanan di Provinsi Sumatra Utara, khususnya di Kota Sibolga, sehingga dapat lebih menyejahterakan masyarakat luas.

Forum kajian ekonomi ini dimoderatori Kepala Perwakilan BI Sibolga, Riza Putera dengan narasumber, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Iman Gunadi; Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Prof Dr Dian Wijayanto;

Ada juga Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sumatra Utara, Indra Suparjanto; dan Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga, Makasau.

Pesertanya, unsur Forkopimda, berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) dari Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah, dan juga mahasiswa.

Forum ekonomi regional TW I 2025 menghasilkan beberapa insight sebagai berikut:

Permintaan ikan di pasar internasional diproyeksikan akan terus tumbuh hingga tahun 2030. Indonesia sebagai salah satu produsen ikan terbanyak di dunia memiliki peluang untuk memenuhi kebutuhan internasional melalui ekspor ikan yang unggul, dengan negara tujuan antara lain, Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Eropa.

Pada 2023, hasil produksi ikan di Provinsi Sumatra Utara menyumbang 20% dari keseluruhan produksi ikan di Pulau Sumatra.

Meski neraca perikanannya surplus, namun mengalami tren penurunan sejak 2019. Oleh karena itu, diperlukan pelaksanaan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Menurut Prof Dian Wijayanto, pengendalian melalui regulasi dalam aktivitas penangkapan ikan sangat dibutuhkan untuk mendukung keberlanjutan produksi sektor perikanan di wilayah Pantai Barat Sumatra Utara.

Sehingga, peran pemerintah sangat penting untuk menjaga ketersediaan pasokan ikan yang berkualitas di lautan Indonesia, khususnya Pantai Barat Sumatra Utara.

Bank Indonesia terus berkomitmen mendukung pertumbuhan sektor perikanan di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah melalui berbagai kolaborasi dan sinergi.

Hal itu meliputi, kualitas produksi perikanan tangkap, pengembangan inklusi keuangan nelayan dan UMKM, serta mendorong pengembangan industri pengolahan ikan tangkap yang lebih baik.

(Cipta)

Posting Komentar

0 Komentar