Progres Program TAMPAN, Padi Tumbuh Subur di Tengah Sawit, Peluang Tambah Pendapatan bagi Petani

Jakarta|GarisPolisi.com – Program Tanam Padi Perkebunan Nusantara (TAMPAN), yang diluncurkan oleh Sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero) dan PTPN IV PalmCo di Provinsi Riau pada akhir tahun lalu, menunjukkan hasil yang menggembirakan. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan sawit yang masih produktif dengan menanam padi gogo di sela-sela tanaman sawit muda, dalam rangka memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Bekerjasama dengan Riset Perkebunan Nusantara, Institut Pertanian Bogor, dan didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, serta Kementerian BUMN, program ini sudah mulai menunjukkan hasil positif. Hamparan padi di antara tanaman sawit muda tumbuh subur dan diperkirakan akan segera dipanen dalam waktu dekat.

Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (22/1/2025) mengatakan, tim pengembangan budidaya padi gogo di areal sawit muda terus melakukan monitoring dan evaluasi berkala. Hasilnya sangat menggembirakan, dengan tanaman padi tumbuh optimal dan siap untuk panen.

“Alhamdulillah, tim di lapangan terus memantau perkembangan tanaman padi gogo di sela-sela sawit muda di Kabupaten Siak. Hasilnya sangat baik dan sesuai proyeksi. Insya Allah, dalam waktu dekat kami akan segera memanen padi ini,” ujar Jatmiko dengan semangat.

Program TAMPAN ini dimulai di lahan petani yang tergabung dalam Koperasi Produsen Karya Maju, yang memiliki areal sawit seluas 60 hektare. Sebanyak 20 hektare dari areal tersebut berhasil dimanfaatkan untuk penanaman padi dengan skema intercropping. Berdasarkan perkembangan saat ini, diproyeksikan bahwa sekitar 50 ton gabah kering akan segera dipanen pada bulan April mendatang.

Jatmiko menjelaskan, petani akan meraup tambahan pendapatan sekitar Rp250 juta untuk setiap siklus panen, atau setengah miliar rupiah dalam satu tahun. Dengan begitu, petani dapat memperoleh tambahan penghasilan hingga Rp8 juta per kepala keluarga setiap kali panen padi gogo.

“Program ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi petani. Selain mendapatkan hasil dari padi, petani juga akan memperoleh penghasilan tambahan yang signifikan,” tambah Jatmiko.

Program TAMPAN turut berkontribusi pada peremajaan sawit rakyat (PSR) yang merupakan salah satu program prioritas nasional. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, sekitar 40% dari total perkebunan sawit rakyat di Indonesia, yang mencapai 6,94 juta hektare, sudah memasuki fase tanaman tua. Dari luas tersebut, diperkirakan terdapat potensi PSR seluas 400 ribu hektare per tahun, dengan PTPN diharapkan dapat berkontribusi sebesar 40 ribu hektare per tahun.

Dengan meluasnya program TAMPAN, diperkirakan dalam lima tahun mendatang, sekitar 206 ribu hektare lahan sawit dapat dimanfaatkan untuk intercropping dengan padi. Hal ini berpotensi menghasilkan sekitar setengah juta ton gabah, yang dapat mendukung kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo, Irwan Perangin-Angin, menambahkan bahwa program TAMPAN memberikan peluang pendapatan produktif bagi petani, terutama di lahan sawit yang masih dalam fase tanaman belum menghasilkan (TBM). “Program ini memberikan kesempatan bagi petani untuk memanfaatkan lahan yang sebelumnya idle dan mendukung swasembada pangan,” ujar Irwan.

Selain itu, Irwan mengimbau para petani sawit yang lahan sawitnya memasuki usia tua untuk bergabung dalam program PSR dan mempercepat proses peremajaan. Dengan kemitraan ini, petani dapat memperoleh berbagai bantuan dari Kementerian Pertanian, seperti benih dan pestisida, yang dapat meningkatkan hasil panen.

Salah satu petani plasma PTPN IV PalmCo, Heri Suyono, yang memiliki lahan PSR seluas 2 hektare, mengaku merasakan manfaat besar dari program TAMPAN. “Dengan adanya program ini, lahan yang sebelumnya tidak produktif kini bisa menghasilkan padi gogo. Pendapatan dari hasil panen ini sangat membantu memenuhi kebutuhan keluarga,” ujar Heri, yang merasa beruntung karena menjadi bagian dari proyek percontohan ini.

Program TAMPAN diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi petani sawit di Indonesia, mendukung ketahanan pangan nasional, dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.

(UM/YN)

Posting Komentar

0 Komentar