Sibolga|GarisPolisi.com – Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Sibolga, Letkol Laut (P) Robiyanto, menyatakan komitmennya untuk membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi nelayan tradisional di perairan Sibolga dan Tapanuli Tengah. Hal ini disampaikannya usai menerima aspirasi dan keluhan para nelayan yang tergabung dalam Aliansi Nelayan Tradisional, Senin (26/5/2025), di Markas Komando Lanal Sibolga.
Dalam audiensi tersebut, para nelayan yang didampingi oleh perwakilan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda menyampaikan sejumlah permasalahan, terutama terkait maraknya dugaan praktik penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing) di zona tangkap mereka. Aktivitas itu dinilai merugikan nelayan kecil yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan harian.
“Kami melihat ada kapal-kapal dengan ukuran besar, GT 30 ke atas, yang masuk ke wilayah tangkap kami. Selain merusak alat tangkap kami seperti jaring, mereka juga menurunkan hasil tangkapan kami. Kami butuh kehadiran Lanal untuk menegakkan keadilan di laut,” ujar Budi, salah satu perwakilan nelayan.
Budi juga menegaskan bahwa para nelayan kecil membutuhkan pengawasan yang lebih intensif dari aparat berwenang, serta penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku illegal fishing di kawasan tersebut.
Menanggapi keluhan itu, Letkol Laut (P) Robiyanto menyatakan keprihatinannya dan siap menindaklanjuti laporan dari para nelayan. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan memfasilitasi upaya mediasi antara nelayan tradisional dengan para pemilik kapal besar agar tidak terjadi konflik di lapangan.
“Kami memahami keresahan yang disampaikan para nelayan. Sebagai bagian dari masyarakat maritim, kami mendukung penuh keberlangsungan nelayan tradisional dan akan meningkatkan patroli serta pengawasan di wilayah tangkap Sibolga dan Tapanuli Tengah,” kata Danlanal.
Lebih lanjut, Robiyanto menyebutkan bahwa pihak Lanal tidak hanya akan memperkuat pengawasan, tetapi juga membuka ruang komunikasi berkelanjutan agar nelayan tradisional bisa menyampaikan keluhan tanpa harus menunggu insiden terjadi.
“Sibolga adalah kota pelabuhan yang memiliki sejarah panjang dalam sektor perikanan. Kami ingin memastikan bahwa laut tetap menjadi sumber penghidupan yang adil bagi semua pihak, khususnya bagi nelayan tradisional yang sudah lama menggantungkan hidup di laut ini,” pungkasnya.
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam penyelesaian persoalan yang dihadapi nelayan tradisional dan mendorong terbentuknya sistem pengawasan laut yang lebih efektif dan berpihak pada keadilan.
(Cipta)
0 Komentar