Universitas Panca Budi dan Muhammad Dahnil Ginting Salurkan 1.000 Kaki Palsu untuk Penyandang Disabilitas

MEDAN | GarisPolisi.com – Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas, Universitas Panca Budi (UNPAB) Medan bekerja sama dengan anggota DPRD Deli Serdang dari Fraksi Gerindra, Muhammad Dahnil Ginting SE, meluncurkan program bantuan sosial pemberian 1.000 kaki palsu bagi masyarakat yang membutuhkan.

Program ini resmi dimulai pada acara Halal Bihalal yang digelar di Kampus UNPAB, Jalan Gatot Subroto, Medan, Senin (28/4/2025). Pada tahap awal, sebanyak 20 kaki palsu diserahkan langsung kepada para penerima manfaat.

Rektor Universitas Panca Budi, Dr. H. M. Isa Indrawan, SE, MM, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen sosial kampus untuk mendukung masyarakat kurang mampu. Ia mengatakan kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi UNPAB dengan para dermawan, termasuk komunitas Aftisi, DMDI, Sugeng dari Mojokerto, dan Muhammad Dahnil Ginting.

“Ada berbagai profesi yang sangat membutuhkan kaki palsu, seperti pedagang, guru, mahasiswa, hingga atlet. Kami berharap dengan bantuan ini, mereka bisa kembali beraktivitas normal dan menjadi pejuang ekonomi bagi keluarganya,” kata Dr. Isa Indrawan.

Program ini menargetkan pembuatan 1.000 kaki palsu secara bertahap, dan akan terus berlanjut seiring dukungan dari berbagai pihak.

Anggota DPRD Deli Serdang, Muhammad Dahnil Ginting, SE, mengaku sangat mengapresiasi inisiatif ini.

"Program ini sangat menyentuh hati. Saya salut dengan Universitas Panca Budi yang memelopori kegiatan luar biasa ini," ungkap Dahnil Ginting.

Salah satu penerima bantuan, Swandoko, mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diterimanya.

"Saya berterima kasih kepada Rektor UNPAB dan Bapak Dahnil Ginting. Dengan kaki palsu ini, saya bisa kembali beraktivitas normal," ujarnya haru.

Santri Sinaga, Staf Khusus Bidang Hukum Rektor UNPAB, menambahkan bahwa bantuan kaki palsu ini diharapkan dapat mengangkat kembali semangat hidup para penyandang disabilitas.

Sementara itu, Sugeng, perajin kaki palsu yang terlibat dalam program ini, menjelaskan bahwa proses pembuatan satu kaki palsu, terutama untuk pengguna usia dewasa, hanya memerlukan waktu sekitar dua jam setelah pengukuran. Biaya material untuk satu unit kaki palsu bawah lutut mencapai sekitar Rp3 juta.

Namun, Sugeng menegaskan bahwa penerima yang tidak mampu cukup membawa Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), fotokopi Kartu Keluarga dan KTP, serta membayar sesuai kemampuan. Bahkan, pendaftaran bisa dilakukan secara daring melalui Google Form yang telah disediakan.

Program ini mendapat apresiasi luas dan diharapkan menjadi inspirasi bagi lembaga lain untuk memperluas jangkauan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.

(Tim

Posting Komentar

0 Komentar