Medan|GarisPolisi.com - Lahan eks kebun Helvetia dan kebun Sampali yang saat ini menjadi bagian dari optimalisasi aset adalah lahan yang mutlak sebagai milik PTPN 1 regional 1 (d/h PTPN II). Masyarakat tidak perlu menggubris adanya himbauan yang tidak logis dan menyesatkan dari pihak-pihak tertentu.
Hal itu diungkapkan Dr. Hasrul Benny Harahap,S.H.,M.Hum., Akhmad Johari Damanik, S.H.,M.H., Julisman, S.H.,M.H., Advokat dan Konsultan Hukum yang bertindak sebagai Kuasa Hukum PT Perkebunan Nusantara I menanggapi adanya pengumuman dari Sultan Deli Tuanku Mahmud Lamantjiji, melalui kantor Law Office DR A. Hakim Siagian. Melalui harian Analisa, Senin 17 Maret 2025, Sultan Deli Tuanku Mahmud Lamantjiji mengklaim memiliki alas hak atas lahan Helvetia seluas 6,91 hektar dan lahan kebun Sampali seluas 20 hektar.
Menurut Hasrul Benny Harahap, dan Julisman, sampai sejauh ini kedua bidang tanah tersebut tidak pernah ada dalam Sita Pengadilan, sehingga kalaupun benar ada pihak-pihak lain termasuk pihak yang menyebut diri sebagai Sultan Deli, mengajukan gugatan terhadap kedua objek tanah tersebut, maka hal tersebut adalah hal yang biasa. “ Karena tidak ada larangan bagi pihak manapun untuk mengajukan gugatan di Pengadilan, akan tetapi secara hukum tanah tersebut adalah masih sah milik PT. Perkebunan Nusantara I Regional I (d/h PTPN II) yang sekarang diinbrengkan kepada anak perusahaan yakni PT. Nusa Dua Propertindo,” jelas Julisman.
Hasil Nasionalisasi
Adanya pernyataan pihak yang menyatakan sebagai pemilik / pemegang alas hak atas dua bidang tanah tersebut di atas merupakan sebuah klaim yang belum dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, oleh karena kedua bidang tanah tersebut merupakan bagian dari Aset PT Perkebunan Nusantara I (dh. PT Perkebunan Nusantara II) yang diperoleh berdasarkan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia yang melakukan Nasionalisasi Perusahaan – Perusahaan milik Belanda sebagaimana tertuang dalam Undang - Undang No. 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda, berikut dengan Peraturan Pemerintah yang menjadi turunannya.
Selanjutnya terhadap kedua bidang tanah tersebut di atas, oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Agraria memutuskan memberikan Hak Guna Usaha kepada P.P.N Tembakau Deli Sumatera Timur (yang saat ini menjadi PT Perkebunan Nusantara I) pada tahun 1965 untuk jangka waktu 35 tahun yang kemudian oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional telah diberikan perpanjangan jangka waktu Hak Guna Usaha pada tahun 2000 dan 2003 untuk jangka waktu 25 tahun.
0 Komentar