Kemunculan Buaya Muara Gemparkan Warga Medan Labuhan

MEDAN|GarisPolisi.com - Kemunculan buaya muara yang sempat viral di media sosial, menggemparkan warga di Lingkungan I, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Rabu (17/04/2024).

Dari video yang beredar di beberapa akun media sosial, seekor buaya muara dengan panjang 3 meter muncul dari permukaan Sungai Paluh Putri dan sengaja direkam oleh warga sekitar yang kebetulan melintas di aliran sungai dengan menggunakan perahu boat.

Informasi yang dihimpun, belum ada korban jiwa yang terjadi akibat kemunculan buaya tersebut, karena kemunculannya dilokasi yang merupakan teritorial atau habitat buaya tersebut, dan tidak mengganggu masyarakat di sekitar sungai.

Salah seorang warga Seno, mengatakan dirinya sering bertemu dengan buaya dengan ciri-cirinya mulut panjang, seperti buaya muara pada umumnya.

Ia pun melanjutkan, jika ia terakhir bertemu dengan buaya tersebut dua hari sebelum lebaran kemarin, saat ia sedang mencari beberapa ekor kambingnya disekitar sungai.

"Sempat saya jumpa dengan ciri-ciri mulut panjang, dan melintas di aliran sungai,"ucapnya.

Namun ia mengatakan sangat resah dengan adanya buaya di aliran sungai tersebut, karena dirinya sering beraktifitas di lokasi aliran sungai itu.

"Sangat resahlah, karena saya sering  beraktifitas di sekitar paluh (muara)," ucapnya.

Kepala Lingkungan I Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Said mengatakan jika kemunculan buaya tersebut sering terjadi di lokasi, karena sering ditemui oleh para nelayan dan petani-petani tambak yang sedang beraktifitas, lokasi berbatasan dengan Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, dengan Desa Karang Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Ia pun melanjutkan dari informasi yang diterima ada beberapa ekor buaya yang mendiami di beberapa aliran - aliran sungai, seperti Sungai Pegatalan ada lima atau enam ekor, dan di Sungai Putri ada sekitar dua atau empat ekor.

Ia pun melanjutkan, jika beberapa warga tidak ada merasa terganggu, namun merasa resah, dikarenakan di lokasi itu merupakan tempat mata pencaharian mereka.

"Belum ada yang merasa terganggu namun merasa resah, dikarenakan tempat mata pencaharian mereka sehari-hari," ujarnya.

Ada beberapa macam ukuran buaya yang ada, ada yang empat meter, tiga meter, dan ada juga yang ukurannya paling kecil sekitar satu meter.

Said juga sudah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan dan Kelurahan terikat masalah ini, dan secepatnya untuk menindak lanjuti kejadian ini.

"Kita sudah berkoordinasi dengan lurah dan camat, untuk menindak lanjuti kejadian ini,"ucapnya.

Pihak Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara saat ini belum turun ke lokasi untuk penindakan lebih lanjut.

(San)

Posting Komentar

0 Komentar