Pasaman Barat | GarisPolisi.com – Pengusaha sarang burung walet di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, tengah menghadapi krisis serius akibat merosotnya harga jual sarang walet secara drastis dalam tiga tahun terakhir.
Jika sebelumnya harga sarang walet putih mencapai Rp9 juta per kilogram, kini hanya dihargai sekitar Rp4 juta per kilogram.
Hal serupa terjadi pada sarang walet hitam, yang kini juga dihargai sekitar Rp4 juta per kilogram, dari harga sebelumnya Rp6,5 juta/kg.
Penurunan harga yang signifikan ini sudah terjadi sejak 2022 dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan hingga pertengahan 2025.
Kondisi ini membuat para pelaku usaha walet, terutama pengusaha skala kecil dan menengah, berada di ambang kebangkrutan.
“Saat ini kami benar-benar kesulitan. Harga jual tidak sebanding lagi dengan biaya operasional. Kalau terus begini, banyak pengusaha kecil yang bisa gulung tikar,” keluh Makrur Hidayat, salah satu pengusaha sarang burung walet asal Ujung Gading, kepada GarisPolisi.com, Jumat (18/07/2025).
Makrur, yang telah menekuni usaha ini sejak tahun 2000, mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab utama turunnya harga tersebut.
Namun, ia menduga situasi perdagangan internasional menjadi faktor pemicu.
“Informasi yang saya terima, kondisi perdagangan sarang walet di Cina dan Thailand memang sedang lesu. Padahal, dua negara itu adalah pasar utama ekspor sarang burung walet dari Indonesia,” jelasnya.
Menurut Makrur, situasi saat ini sangat berbeda dibandingkan beberapa tahun lalu, ketika permintaan pasar begitu tinggi hingga pembeli datang langsung ke lokasi untuk membeli sarang walet.
“Dulu kami yang dikejar-kejar pembeli. Sekarang, kami malah kesulitan mencari penampung. Ini kondisi yang sangat memprihatinkan,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah, khususnya di tingkat pusat, segera turun tangan untuk menyelamatkan industri sarang burung walet nasional.
Salah satu solusi yang dia usulkan adalah menjalin kembali hubungan dagang yang lebih kuat dengan negara-negara pengimpor utama seperti Cina dan Thailand.
“Kami butuh dukungan pemerintah untuk membuka akses pasar yang lebih luas. Jika tidak, banyak peternak dan pengusaha sarang walet akan menyerah,” tutupnya.
(Okeh Saputra)

0 Komentar