Bukan Indonesia Gelap, Tapi Indonesia Terang Demi Masa Depan Masyarakat

Ilustrasi.

Jakarta | GarisPolisi.com - Narasi tentang "Indonesia Gelap" yang digaungkan oleh sekelompok pihak tidak berdasar jika melihat kondisi nyata di masyarakat saat ini. Perekonomian nasional tetap stabil, aktivitas sosial dan hiburan berjalan lancar, serta kebijakan pemerintah terus berfokus pada kesejahteraan rakyat.

Pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Indonesia terus mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif. Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menyampaikan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kokoh meskipun tantangan global masih ada. "Saya sangat gembira, perekonomian kami terkendali. Inflasi kami salah satu yang terendah di dunia," ujarnya dalam sebuah pernyataan resmi.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa inflasi nasional masih berada pada tingkat rendah, di bawah 3%, menjadikannya salah satu yang paling stabil di dunia. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tetap berada di atas rata-rata global, menandakan bahwa Indonesia terus berbenah dan berkembang.

Di sektor sosial, tidak ada tanda-tanda "kegelapan" seperti yang didengungkan dalam aksi "Indonesia Gelap Jilid 2". Pusat perbelanjaan tetap ramai, konser musik berjalan dengan sukses, dan berbagai event nasional maupun internasional tetap berlangsung dengan antusiasme tinggi. Masyarakat Indonesia menikmati kehidupan yang normal, tanpa gangguan yang berarti.

Dari sisi pembangunan, pemerintah terus menggencarkan berbagai proyek infrastruktur strategis, mulai dari jalan tol, pelabuhan, hingga fasilitas kesehatan dan pendidikan. Ini menjadi bukti bahwa Indonesia tidak dalam kondisi "gelap", melainkan justru menuju arah yang lebih baik demi kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, kebijakan energi dan ketahanan pangan juga semakin diperkuat. Pemerintah memastikan pasokan listrik tetap stabil, harga bahan pokok terkendali, serta berbagai subsidi bagi masyarakat kecil tetap berjalan. Hal ini bertolak belakang dengan narasi yang menyebutkan bahwa Indonesia sedang mengalami "kegelapan".

Menanggapi isu tersebut, pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, Dr. Budi Santoso, menyatakan bahwa narasi "Indonesia Gelap" lebih bersifat provokatif dan tidak berbasis pada data yang valid. "Jika kita melihat indikator ekonomi, sosial, dan pembangunan, justru kondisi Indonesia saat ini lebih baik dibanding beberapa tahun lalu. Kita tidak bisa mengabaikan fakta-fakta tersebut hanya karena kepentingan politik atau opini tertentu," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh pengamat sosial, Dian Permata, yang menilai bahwa gerakan "Indonesia Gelap" adalah bentuk propaganda yang tidak mencerminkan realitas di lapangan. "Masyarakat harus lebih kritis dan melihat langsung kondisi sekitar. Jika benar Indonesia dalam kondisi 'gelap', bagaimana mungkin kita masih bisa menyaksikan banyak aktivitas ekonomi dan hiburan berjalan normal?" katanya.

Dengan demikian, daripada menyebarkan narasi negatif yang tidak berdasar, lebih baik semua elemen masyarakat berkontribusi untuk membangun Indonesia yang lebih terang. Kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk menciptakan negara yang semakin maju dan sejahtera. (**)

Posting Komentar

0 Komentar