Remaja di Belawan Dibacok OTK di Bagian Kepala, Berawal dari Perselisihan Malam Tahun Baru

Korban Muhammad Rendi Pranata (18), saat di rawat di Rumah Sakit.

BELAWAN|GarisPolisi.com - Muhammad Rendi Pranata (18), seorang remaja di Jalan Ujung Tanjung, Lingkungan XV, Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, menjadi korban pembacokan oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK), Minggu (14/1/2024), dini hari.

Alhasil kepala Rendi mengalami luka yang cukup besar, dan harus menjalani empat puluh jahitan.

Ketika awak media ini mendatangi kediaman korban, Selasa (16/01/2024), Rendi mengatakan jika Kejadian tersebut berawal dari perselisihan antara korban dan salah seorang pelaku pada malam tahun baru, Minggu (31/12/2023).

Saat itu, korban dan pelaku sama-sama menggunakan perahu untuk berkonvoy dan menyalakan kembang api di sekitar Jembatan Tibar.

Korban mengatakan, perahu yang ia tumpangi ditabrak oleh perahu pelaku secara sengaja.

Hal tersebut membuat korban marah dan terjadilah cekcok mulut. Warga yang melihat kejadian tersebut akhirnya melerai agar tidak terjadi perkelahian.

Namun, perselisihan tersebut tidak berhenti di situ. Pada Minggu dini hari kemarin, sekelompok pemuda yang di dalamnya ada pelaku mendatangi korban.

Tanpa basa-basi, sekelompok pemuda tersebut langsung membacok kepala korban dengan menggunakan celurit.

Korban sempat melawan, namun karena dikeroyok akhirnya ia terjatuh dan sempat tidak sadarkan diri.

Warga yang melihat kejadian tersebut langsung membawa korban ke Rumah Sakit Mitra Medika Marelan.

Namun, karena terkendala biaya dan BPJS korban tidak menerima biaya pengobatan korban penganiayaan, rumah sakit tersebut merujuk korban agar dibawa ke rumah sakit Bina Kasih Medan. Karena jarak yang cukup jauh, akhirnya korban dirujuk ke rumah sakit TNI AL Belawan.

Lagi-lagi masalah biaya dan BPJS rumah sakit TNI AL menolak, dan akhirnya korban dibawa oleh keluarga untuk menjalani perawatan di rumah saja.

Nurhayati, nenek korban, mengatakan bahwa pihak keluarga belum membuat laporan ke pihak kepolisian karena tidak mengetahui prosedurnya.

"Maklumlah pak, karena saya orang tidak sekolah dan sudah tua, saya gak tau dan bingung, apalagi tidak ada pendamping dalam membuat laporan ke polisi," ucapnya. 

Nurhayati berharap agar pemerintah dapat menghancurkan atau memutus Jembatan Tibar.

"Semenjak ada jembatan tersebut, banyak terjadi perkelahian antar pemuda. Sebelum ada jembatan tersebut, tidak ada perkelahian di situ," kata Nurhayati.

Kapolsek Medan Belawan, Kompol Henman Limbong, mengatakan bahwa pihaknya saat ini belum mengetahui kabar tersebut karena korban belum membuat laporan atas kejadian ini.

"Kami akan menindaklanjuti laporan tersebut jika korban sudah membuat laporan," kata Henman.

(San) 

Posting Komentar

0 Komentar