LABUSEL | GarisPolisi.com – Ribuan tanaman kelapa sawit muda di Kebun Aek Nabara, Distrik Labuhanbatu 3, Labuhanbatu Selatan (Labusel), terancam rusak parah. Tanaman yang mulai ditanam sejak 2020 tersebut kini menjadi perhatian serius Direksi PalmCo di Jakarta. Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada produksi kelapa sawit ke depan, sehingga evaluasi menyeluruh sedang dipersiapkan, Rabu (4/12/2024).
Menurut sumber dari Direksi PalmCo di Jakarta, investasi besar telah digelontorkan untuk perawatan tanaman ini, namun hasil di lapangan justru mengecewakan. Pohon-pohon kelapa sawit muda yang seharusnya tumbuh subur dan produktif tampak tidak terawat. Sebagian besar tanaman mengalami penguningan daun, bahkan ada yang nyaris mati. Situasi ini mencerminkan lemahnya pengawasan dan perawatan dari jajaran pengelola kebun.
Kerusakan paling mencolok terlihat di Afdeling 3, di mana banyak tanaman dalam kondisi memprihatinkan. Tunas-tunas pasir yang baru tumbuh tidak mendapat perawatan maksimal, sehingga berisiko gagal panen.
Seorang sumber di Kebun Aek Nabara Utara menyebutkan bahwa kondisi ini semestinya menjadi perhatian utama para pemangku kepentingan, termasuk General Manager Distrik, manajer kebun, dan jajaran pejabat lainnya. Namun, lemahnya pengawasan dan minimnya tindakan preventif membuat kerusakan ini terus berlanjut.
“Pengawasan yang serius harus dilakukan, terutama oleh manajer dan staf kebun. Jika dibiarkan, tanaman muda ini tidak akan bisa tumbuh optimal dan berdampak buruk pada produksi sawit di masa depan,” ujar sumber tersebut.
Sementara itu, tindakan oknum manajer kebun, Rudy, yang baru dipromosikan, menuai kritik. Alih-alih mengambil langkah konkret untuk menyelamatkan tanaman, ia justru memanggil para asisten dan mandor guna meminta pertanggungjawaban terkait bocornya informasi ini ke publik. Foto-foto kondisi lapangan yang viral di media sosial diduga menjadi pemicu kemarahan sang manajer.
Menurut sejumlah pihak, langkah Rudy ini dinilai sebagai upaya mengalihkan tanggung jawab dengan mencari kambing hitam, bukan solusi. Kondisi lapangan tetap tidak mendapat perhatian serius, sementara masalah di kebun semakin meluas.
Berita ini telah sampai ke jajaran Holding PTPN Group dan Regional Office di Medan. Evaluasi menyeluruh terhadap kinerja pejabat terkait, mulai dari tingkat distrik hingga kebun, diperkirakan akan segera dilakukan.
“Ini bukan hanya soal kebun Aek Nabara Utara, tetapi menyangkut reputasi dan produktivitas PalmCo secara keseluruhan. Direksi harus mengambil tindakan tegas agar situasi ini tidak berulang,” ujar sumber dari Regional Holding PTPN4.
Kerusakan ribuan tanaman sawit ini berpotensi mengganggu target produksi PalmCo dalam beberapa tahun mendatang, karena terancam gagal panen atau puso.
Dengan biaya investasi yang besar, kegagalan pertumbuhan tanaman muda akan menjadi kerugian besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh dan langkah-langkah penyelamatan mendesak akan dilakukan Direksi PalmCo.
(Tim)
0 Komentar