Medan | GarisPolisi.com - Aktivitas geng motor di Kota Medan semakin mengkhawatirkan, dengan kejadian penyerangan terhadap aparat TNI dan Polri yang meningkat dalam sebulan terakhir. Kelompok geng motor, yang sering kali menjadi tempat mencari jati diri dan solidaritas bagi remaja, kini menunjukkan aksi kekerasan yang meresahkan masyarakat.
Menurut Bang Dicky, seorang pemerhati kenakalan remaja, fenomena geng motor sering kali muncul karena ketidakpuasan pribadi dan kurangnya perhatian dari lingkungan sosial dan keluarga. "Geng motor bukan hanya sekadar tempat mencari kebahagiaan, tetapi juga ajang pencarian jati diri yang sering kali terarah pada tindakan kriminal," ujar Bang Dicky saat diwawancarai pada Minggu (25/8/2024).
Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor, seperti pembacokan terhadap anggota TNI dan Polri, menambah kepedihan dan kekhawatiran masyarakat. Bang Dicky menekankan pentingnya peran serta keluarga, lingkungan, sekolah, dan organisasi masyarakat dalam mencegah pergerakan geng motor. "Peran orang tua, lingkungan, sekolah, dan organisasi masyarakat sangat krusial untuk menciptakan situasi yang aman dan tentram di Sumatera Utara. Masyarakat harus aktif mengawasi anak-anak mereka dan tidak membiarkan mereka terlibat dalam geng motor," tuturnya.
Kapolda Sumatera Utara (Poldasu) juga mengimbau kepada masyarakat untuk bekerja sama dengan aparat kepolisian dan TNI dalam menangani kejahatan geng motor. "Kami berharap masyarakat dapat membantu mengawasi anak-anak mereka agar tidak terjerumus dalam geng motor. Geng motor yang ada saat ini diisi oleh remaja berusia 15 tahun ke atas, yang seharusnya fokus pada pendidikan dan bukan pada kegiatan kriminal," jelas Poldasu.
Keterlibatan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif dari geng motor dan mencegah terjadinya kekerasan lebih lanjut. (Red)
0 Komentar